Rabu, 31 Desember 2008

cincha

Cincha? Itukah namamu? Wow.. senyummu semanis permen karet, menempel erat di hati. Tapi aku heran: kenapa dinding kamar kamu ajak ngobrol? Kamu bilang lagi kurang waras. Bagus lah kalo gitu… wuakakkkk.. tenang! Dunia masih luas untuk dijelajahi. Jalan masih panjang untuk ditelusuri. Labirin! Ya…itulah pengalamanmu.

Sms-puisi-mu boleh juga. lumayannn...


cahaya redup berjibaku menerangi mereka

Wahai matahari..percepat saja kematianmu…

Jemari angin terus saja menjamah sang mawar

Prahara..datanglah..

Raja berlari membawa hartanya…ratu meraung

berteriak.. menangis..

mengumpulkan air matanya pada gelas anggur

dan ksatria…dia baru saja bunuh diri…

hey…ada apa dengan dunia ini?

Ah! Ataukah aku salah melolongkan pertanyaan?

Baiklah…ada apa dengan hatiku? ( by Cincha)

Yah! Aku tahu…kamu lagi patah hati. Penyakit kronis yang bisa menjangkiti siapa saja. Tapi aku heran, kamu masih bisa tertawa. Wuakakkkkaakakakk.. Mungkin itu gayamu saja, untuk menutupi suasana suram di balik dadamu yang…. (upppsss…jadi Omes gini se..?) tapi gapapa… sepertinya pengalaman mencintai itu bukan terletak di lempengan besi: kalo dipanaskan, besi akan meleleh. Tapi bukankah “siapa bermain api, akan kepanasan” (tapi gak selamanya gitu ya..).

Halahh! Apapun pengalamanmu aku gak bisa menjamahnya. Kau di sana, aku di sini. Bagaimana bisa aku ikut merasakannya. Siapa itu yang kamu anggap ksatria? Ksatria bertopeng? Muahahahhaaa….hari ini, ksatria selalu pake topeng. Mungkin untuk menutupi hidung belangnya. Dan seperti itulah: hati-hati dengan siapapun karena bisa saja ia menerkammu sebagai santapan malam.

Kejam banget? Ya! Dan itu bisa berlaku pada siapa saja, tak terkecuali aku dan kamu. Apalagi, seperti ceritamu, dia orang yang takut dengan resiko. Ah! Sudahlah…air matamu terlalu suci untuk ditumpahkan sebelum kemudian mengalir di selokan tetangga. Hatimu adalah duniamu…itulah dunia yang hanya kamu yang memilikinya. Pertanyaanmu aneh "ada apa dengan hatiku?".

Masalahmu besar…psikiater aja gak bisa diajak ngobrol. Bener aja…memang kamu perlu ngomong hati-ke-hati 'ma dinding kamar. Karena solusinya cuma itu: curhat ama dirimu sendiri. "Kegilaan itu cermin dari kewarasan pada bentuknya yang asing," gitu kata Geist. Cgagagaggggkkk… : )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar